Bilik bambu bercelah garis
menggurat sepadan rapat tersemat
hitam menggumpal berlumur asap
terkepul tungku api tuan rumah
"Siuhhh..siuhhh" nada halaman
melambai bambu bulat condong
tertawa kecil ia memandang bilik
rendah hati lalu berkata hati
"Wahai bilik yang beruntung, ingin rasanya aku berjihad sepertimu"
"Setiap detik aku nantikan, teranyam kokoh sepertimu"
"Mengabdi, memberi kehangatan, bagi khalifah bumi"
"Agar ia tak lupa bersyukur, kepada siapa yang telah menciptakanku"
** Puisi ini terinspirasi dari rumah panggung eksotis di kasepuhan sinar resmi, Pelabuhan ratu kab.Sukabumi.
loves our culture :)