Kamis, 15 November 2012

PUISI : Bilik bambu


Bilik bambu bercelah garis

menggurat sepadan rapat tersemat

hitam menggumpal berlumur asap

terkepul tungku api tuan rumah


"Siuhhh..siuhhh" nada halaman

melambai bambu bulat condong

tertawa kecil ia memandang bilik

rendah hati lalu berkata hati


"Wahai bilik yang beruntung, ingin rasanya aku berjihad sepertimu"

"Setiap detik aku nantikan, teranyam kokoh sepertimu"

"Mengabdi, memberi kehangatan, bagi khalifah bumi"

"Agar ia tak lupa bersyukur, kepada siapa yang telah menciptakanku"


** Puisi ini terinspirasi dari rumah panggung eksotis di kasepuhan sinar resmi, Pelabuhan ratu kab.Sukabumi.
loves our culture :)